AKUNWEB66 – Cara Staf Pelatih Bikin Timnas U-17 Tetap Membumi

Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
Timnas Indonesia U-17 bersinar di Piala Asia U-17 2025, ini kiat staf pelatih agar pemain tetap membumi. (Foto: Dok. PSSI)


Jakarta

Timnas Indonesia U-17 bersinar di Piala Asia U-17 2025. Staf pelatih Garuda Muda mempunyai kiat agar anak-anak asuhannya terus membumi.

Di Grup C Piala Asia U-17 2025, Indonesia menyapu bersih kemenangan. Pada pertandingan terakhir, Indonesia mampu mengalahkan Afghanistan dalam laga di Prince Abdullah Al-Faisal Stadium, Jumat (11/4/2025) dini hari WIB. Fadly Alberto Hengga dan Zahaby Gholy yang menjadi penentu kemenangan.

Sebelumnya, Indonesia memetik kemenangan atas Korea Selatan dengan 1-0 pada laga pertama. Selain itu, Yaman dihajar Indonesia 4-1. Tiket ke perempatfinal Piala Asia U-17 2025 sekaligus ke Piala Dunia U-17 2025 sudah digenggam.


Manajer Timnas U-17, Ahmed Zaki Iskandar, tak mau Putu Panji cs cepat berpuas diri. Oleh karena itu, dia mengungkap cara agar skuad Garuda Muda bisa tidak cepat berpuas diri. Kedisiplinan pada hal kecil disebut oleh pria yang juga Presiden Persita Tangerang itu menjadi kunci kesuksesan.

“Saya juga manajer di Timnas U-20, setiap kelompok umur punya pattern dan disiplin yang ditanamkan tim pelatih, termasuk psikolog dari awal,” kata Ahmed Zaki dalam perbincangan dengan detikSport dalam acara d’Hat-trick.

“Secara disiplin mengatur jadwal tidur, istirahat, makan pun bersama-sama termasuk manajer. Engga boleh telat, sudah setahun dijalankan. Sehabis makan piring, sendok garpu dibereskan, hal kecil saja.”

“Disiplin-disiplin kecil seperti inilah yang membangun kesadaran pemain mulai mendisiplinkan diri terhadap perkembangan karier dan performa. Kita belajar banyak tim kelompok umur sebelumnya layu sebelum berkembang. Jadi motivasi seperti ini dan seringnya kewajiban standar kita main di Piala Asia,” kata Zaki lagi.

Ahmed Zaki juga meminta para pemain Timnas U-17 bisa mempunyai mimpi yang besar. Menjadi pemain top Liga 1 diwanti-wanti jangan menjadi standar tertinggi.

“Dengan pemain sering bermain di Piala Asia itu membuka peluang talent scouting, banyak sekali membuka peluang jalan mereka mengembangkan karier. Hanya itu tadi, punya disiplin yang tadi, karena kalau di internasional itu ekstra kerja kerasnya tiga kali lipat,” kata Ahmed Zaki.

“Kalau misalnya cukup di Liga 1 saja jadi kepuasaan, selesai itu. Kalau mereka punya cita-cita di luar (negeri) dengan tingkat disiplin yang tadi, tentu saja membuka peluang mereka. Hal-hal kecil sudah ditanamkan di kelompok umur mendisiplinkan diri menata kehidupan mereka,” kata dia menambahkan.